Menurut penuturan Ma Huan, Chêng Ho singgah di Palembang untuk pertama
kalinya dalam pelayarannya yang pertama (1405-1407) dengan tujuan utama
menangkap seorang lanun Ch’en Tsu-i beserta pengikutnya yang menyingkir dari
Propinsi Fujian. Titah Kaisar Ming pertama itu didasarkan pada laporan dari
seorang Tionghoa lain yang tinggal di Palembang bernama
Shih Chin-ch’ing. Ch’en Tsu-i
sangat kaya dan kekayaannya itu didapat dari pekerjaannya sebagai lanun yang
menyerang kapal-kapal pembawa harta yang lewat perairan dekat Palembang. Ia
memerintah dengan sangat kejam, dan pada kenyataannya ia menjadi penguasa
lokal, walaupun secara de facto
wilayah Palembang berada di bawah kekuasaan dan pengaruh Majapahit di Jawa.
Chêng Ho dan pasukannya berhasil menangkap Ch’en Tsu-i dan membawanya kembali
ke Tiongkok. Ia kemudian dihukum mati di hadapan kaisar. Setelah Ch’en Tsu-i
dihukum, sebagai tanda terima kasih kaisar menghadiahi Shih Chin-ch’ing dengan
mengangkatnya sebagai penguasa/gubernur di Palembang (Mills 1970, 46,
100).
Tabel Pelayaran Chêng Ho
No.
|
Tahun Pelayaran
|
Kawasan Asia Tenggara yang
dikunjungi
|
1.
|
1405-1407
|
Champa, Melaka, Jawa, Aru (Deli), Samudra (Lhokseumawe), Lambri (Banda
Aceh), dan Palembang.
|
2.
|
1407-1409
|
Champa, Melaka, Siam, Jawa, dan
Lambri.
|
3.
|
1409-1411
|
Champa, Melaka, Jawa, Aru, Samudra, Pulo Sembilan (dekat Tamiang), dan
Lambri.
|
4.
|
1413-1415
|
Champa, Melaka, Pahang, Kelantan, Jawa, Palembang, Nakur (Nagur, Sumatra Utara), Lambri, dan Aru.
|
5.
|
1417-1419
|
Champa, Pahang, Jawa, Palembang,
Melaka, Samudra, dan Lambri.
|
6.
|
1421-1422
|
Melaka, Aru, Samudra, dan Lambri.
|
7.
|
1431-1433
|
Champa, Melaka, Siam, Jawa, Palembang,
Samudra, Lide (Meureudu), Nakur, Aru, dan Lambri.
|
Sumber: Mills 1970: 10-19; Prof. Kong Yuanzhi 2000: 268
Pada ekspedisi kedua tahun 1407‑1409 Chêng Ho disertai oleh Wang Ching‑hung
dan Hou Hsien. Pada ekspedisi kedua ini jelas disebut nama-nama tempat atau
negeri yang dilawat, tetapi Palembang tidak disebut. Pada ekspedisi ketiga
tahun 1409‑1411 itu tidak disebut mengunjungi Palembang dan baru pada ekspedisinya
yang keempat tahun 1413‑1415 Chêng Ho melawat lagi Palembang setelah
mengunjungi Champa, Kelantan, Pahang, Jawa, kemudian San Fo-ch’i (Palembang)
dan terus ke Melaka, Aru, Samudra, Lambri, Ceylon, Kayal, Kepulauan Maladeva,
Cochin, Calicut dan Hormuz. Pada ekspedisi keempat inilah Ma Huan pertama
kalinya turut yang tugasnya sebagai juru bicara, penterjemah dan pembuat
laporan (Mills 1970, 13).
Pada ekspedisi kelima 1417‑1419 Chêng Ho yang disertai Ma Huan sempat juga
melawat Palembang setelah Champa, Pahang, Jawa dan seterusnya. Pada ekspedisi
Chêng Ho yang keenam (1421‑1422), armada‑armadanya tidak mengunjungi Palembang.
Berita ekspedisi yang ketujuh 1431‑1433 berita Ma‑Huan dilengkapi oleh sumber Hsia Hsi-yang yang ditulis oleh Chu Yün‑ming
juga termasuk buku berjudul Ch'ien-wen
chi. Dalam ekspedisi terbesar ini disebutkan jumlah orang dari berbagai
pekerjaan meliputi 27.800 dan lebih dari 100 kapal besar. Waktu itu yang
mengikuti ekspedisi bukan hanya Ma Huan tetapi juga Fei‑Hsin dan Kung Ch’en.
Pada ekspedisi ketujuh itu Chêng Ho melawat pula ke Palembang. Dalam daftar
tempat‑tempat yang dikunjungi Chêng Ho pelabuhan Palembang disebut Chiu chiang.
Menarik perhatian kita bahwa nama yang diidentifikasikan Palembang adalah San
Fo-ch’i (dalam Hikayat Dinasti Song,
960‑1279), Chiu chiang dalam Ming shih
dan dalam Ying‑yai Shêng‑lan sendiri.
Chêng Ho juga terkadang disebut dengan nama Laksamana Sam‑pau yang dalam bahasa
Mandarin Fukien disebut Sam-po. Bila di atas telah diceritakan bahwa pada tahun
1405 Palembang sudah ada di bawah pengaruh kekuasaan dari Chao-wa (Jawa,
Majapahit) maka dalam tahun 1416 lebih dijelaskan lagi dalam berita Ying‑yai Shêng‑lan.
Pada tahun 1424 Cheng Ho diutus ke Palembang untuk menyerahkan cap
Kekaisaran kepada Shih-Ci –Sun, sebagai perwakilan dagang Kaisar Cina di
Palembang (A.M. Djuliati Suroyo, 2005)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar