Prasasti-prasasti Sriwijaya
Prasasti Kedukan Bukit
Sriwijaya lahir dan dibesarkan oleh suatu
kekuatan laut, seperti yang tercermin pada isi prasasti Kedukan Bukit yang berangka
tahun 16 Juni 682 Masehi yang menyebutkan “dua laksa tentara dan 200 peti
perbekalan yang naik perahu, dan 1312 orang yang berjalan kaki”. Mereka
melakukan perjalanan siddhayatra
untuk mencari tempat dan mendirikan sebuah wanua
(perkampungan). Perkampungan yang dibangun tersebut kemudian berkembang menjadi
kota Sriwijaya, yang kemudian terus berkembang menjadi sebuah kota yang
multikultur. Prasasti ditulis menggunakan aksara Pallawa dan bahasa Melayu Kuno
ini ditemukan di tepi Sungai Tatang, Kedukan Bukit pada tahun 1920 oleh
Batenberg
Prasasti Talang Tuo
Dua tahun setelah membangun wanua Sriwijaya,
Dapunta Hyang Srijayanasa membangun sebuah taman yang hasil dari tanamannya
dapat dimanfaatkan oleh semua penduduk. Tanggal 23 Maret 684 Masehi berhasil
dibangun taman Srikesetra dari buah “nazar” seorang raja, sebuah taman kota
yang diperuntukkan bagi seluruh warganya. Ditemukan pada tahun 1920 oleh LC.
Westenenk, seorang Residen Belanda, di Talang Tuo, Palembang.
Prasasti Telaga Batu
Di dalam kota Sriwijaya tinggal para petinggi
dan pegawai rendahan kedatuan. Agar tidak melakukan pemberontakan mereka
disumpah, dan sumpah itu dikekalkan pada sebuah prasasti batu yang dikenal
dengan nama Prasasti Telaga Batu. Ditemukan di daerah Telaga Batu, berhuruf
Pallawa dan berbahasa Melayu Kuno. Prasasti ini tidak berangka tahun tetapi
dari bentuk hurufnya diperkirakan sejaman dengan prasasti lainnya yaitu abad
ke-7 Masehi.
Prasasti Bukit Siguntang
Bukit Siguntang sebagai tempat perguruan tinggi
agama Buddha masa Sriwijaya, ternyata menyimpan cerita lain didalamnya dengan
adanya temuan prasasti batu yang menceritakan sebuah pertempuran yang sangat
dahsyat. Pertempuran yang masih belum terungkap siapa dan mengapa, dan kenapa
terjadinya.
Prasasti Boom Baru
Prasasti yang dinamai sesuai dengan tempat
ditemukannya ini berisi tentang suatu persumpahan yang harus dilakukan penduduk
kota Sriwijaya terhadap rajanya. Persumpahan dalam menjaga keamanan dan
stabilitas kerajaan. Ditemukan di Boom Baru Palembang.
Prasasti Siddhayatra
Prasasti Siddhayatra pada umumnya berupa
batu-batu kali berinskripsi pendek. Pada umumnya berisi tulisan .....jaya siddhayatra, jaya siddhayatra sarwasatwa.... Siddhayatra dapat
diartikan sebagai ziarah atau perjaanan suci, dan untuk menandainya
diletakkanlah sebuah prasasti. Prasasti Siddhayatra banyak ditemukan di situs
Sabokingking, Bukit Siguntang, Karanganyar maupun Kambang Unglen.
berapaan biaya ke Situs Kambang Unglen
BalasHapusIzin save
BalasHapus